Kamis, 26 November 2015

KISI-KISI UAS GASAL PAIBP X 2015-2016



KISI-KISI PENULISAN SOAL
ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL 2015-2016
Sekolah                                         : SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik 
Mata Pelajaran                              : PAIBP
 Kurikulum                                   : K-13 
Alokasi Waktu                              : 90 menit 
Bentuk Soal                                  : Esay
Kompetensi Inti : 
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah,  menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

KI
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
NOMOR SOAL
3
3.1 Menganalisis  Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah).
Menjelaskan hukum bacaan tajwid, arti per kata dan isi kandungan Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10
Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri
1, 2
3
3.2 Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah), dan menerapkannya dalam kehidupan
Menjelaskan manfaat hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah), dan menerapkannya dalam kehidupan
Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri
3
3
3.5 Memahami makna Asmaul Husna: (al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir).
Mampu menjelaskan makna Asmaul Husna ( al-kariim, al-mu’min, al-wakiil, al-matiin, al-jamii’, al-‘adl dan al-akhiir )

Makna Asmaul Husna: (al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir)
4
4
4.3 Berperilaku yang mencontohkan keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil sebagai implementasi dari pemahaman makna Asmaul Husna (al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir)
Mampu menunjukkan contoh perilaku: keluhuran budi, kokoh pendirian, memberi rasa aman, tawakkal dan berperilaku adil
Asmaul Husna: (al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil)
5
3
3.7 Memahami Q.S. At-Taubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama.

Mampu memahami keutamaan menuntut ilmu, adab menuntut ilmu, serta meneladani tokoh-tokoh ilmuwan muslim

Q.S. At-Taubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu
6
4
4.5 Menceritakan tokoh-tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu

Mampu meneladani tokoh-tokoh ilmuwan muslim

Keteladana Tokoh Menuntut Ilmu
7
3
3.8 Memahami kedudukan Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam
Mampu menjelaskan pengertian, kedudukan, dan fungsi Al Qur’an, Hadits serta Ijtihad
Sumber Hukum Islam
8
4
4.6 Menyajikan macam-macam sumber hukum Islam
Mampu menyebutkan cara atau metode dalam melakukan ijtihad
Sumber Hukum Islam
9
3
3.10.1 Memahami substansi dan strategi dakwah Rasullullah  SAW  di Mekah
Mampu memahami substansi dan strategi dakwah Rasullullah  SAW  di Mekah
Dakwah Rasullullah  SAW  Periode Mekkah
10, 11
3
3.11 Menganalisis QS. Al Baqarah : 30 dan QS Adz Dzariyah : 56
- Mampu menjelaskan hokum bacaan tajwid dan kandungan QS. Al Baqarah : 30 dan QS Adz Dzariyah : 56
- Mampu menjelaskan macam-macam ibadah
Tugas Hidup Manusia
12, 13
3
3.12 Memahami Haji dan Umroh
Mampu memahami syarat haji, wajib haji, rukun haji dan hikmah haji
Haji dan Umroh
14, 15


                                                                                                                                                                                   

Rabu, 26 Agustus 2015

KISI-KISI ULANGAN HARIAN KELAS X

Bahan : QS. Al Anfal : 72, QS. Al Hujurot : 10 & 12
Pelajari :
1. Ayat dan arti mufrodatnya
2. Asbabun Nuzul
3. Kandungan Maknanya
4. Hukum Bacaan Tajwidnya
5. Implementasi ayat tersebut dalam perilaku sehari-hari


Belajarlah dengan sungguh-sungguh..... Gunakan waktu sebaik mungkin karena waktu yang telah kita gunakan tidak akan pernah kembali lagi....

Minta do'a orang tua, hormati guru, percaya diri dan semangat terus belajar adalah kunci kesuksesan.
Berdo'a kepada Allah sebagai tanda orang yang berserah diri kepadaNya....

Jangan pernah putus asa... berusaha, belajar dan berdo'a... suatu kesatuan yang tak terpisahkan...
Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah pada kita semua...Amiiin...
Selamat Belajar >>>Semoga Sukses.....

Senin, 24 Agustus 2015

KISI-KISI ULANGAN HARIAN KELAS XII

KD 3.1
QS. Ali Imron : 190-191 Tentang Berfikir Kritis dan QS. Ali Imron : 159 tentang Demokrasi dalam Islam

Pelajari :
1. Ayat, arti dan kandungannya
2. Asbabun Nuzul
3. Arti Mufrodat
4. Tajwid
5. Implementasi dalam kehidupan sehari-hari

Belajarlah dengan sungguh-sungguh dengan niat menghilangkan kebodohan untuk menggapai ridho Ilahi.....
Yakinlah pada diri sendiri bahwa kalian mampu meraih prestasi ...
Ingat... gunakan prinsip "Bismillah" untuk mengawali setiap aktifitas...
Selamat belajar dan Semoga sukses ..... Aamiin..

Selasa, 04 Agustus 2015

Kandungan Surat Ali Imron : 159



Kesimpulan isi atau kandungan surah Ali Imran, 3: 159 tersebut adalah merupakan penjelasan bahwa berkat adanya rahmat Allah SWT yang amat besar, Nabi Muhammad SAW merupakan sosok pribadi yang berbudi luhur dan berakhlak mulia. Beliau tidak bersifat dan berperilaku keras serta berhati kasar. Bahkan sebaliknya, beliau adalah orang yang berhati lembut, dan berperilaku baik yang diridai Allah SWT serta mendatangkan berbagai manfaat bagi masyarakat. 

Selain itu, dalam pergaulan Rasulullah SAW senantiasa memberi maaf kepada orang yang telah berbuat salah, khususnya terhadap para sahabatnya yang telah melakukan pelanggaran. Dalam perang Uhud Rasulullah SAW juga memohonkan ampun pada Allah SWT terhadap kesalahan mereka dan bermusyawarah dalam hal-hal yang perlu dimusyawarahkan. Untuk melaksanakan tekadnya, khususnya hasil musyawarah Rasulullah SAW selalu bertawakal pada Allah SWT.

Karena budinya yang luhur, dan akhlaknya yang mulia seperti tersebut Rasulullah SAW memperoleh simpati dalam pergaulan, khususnya disenangi dan didekati oleh para sahabatnya serta dicintai oleh Allah SWT.
Perlu pula diketahui bahwa salah satu yang menjadi penekanan pokokdalam surah Ali Imran, 3: 159 itu dalah perintah untuk melakukan musyawarah. Perinyah ini bukan hanya ditunjukan kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi kepada seluruh pengikutnya yakni umat islam, di mana pun mereka berada.

Kata musyawarah berasal dari akar kata arab (syawara) yang artinya, secara kebahasaan ialah mengeluarkan madu dari sarang lebah. Sedangkan menurut istilah yang dimaksud, dengan musyawarah itu ialah berunding antara seseorang dengan orang lain, antara satu golongan dan golongan lain, mengenai suatu masalah, dengan maksud untuk mengambil keputusan atau kesepakatan bersama.

Mengacu kepada Al-Qur’an surah Ali Imran, 3: 159, maka di dalam pergaulan hidup bermasyarakat, khususnya dalam bermusyawarah, hendaknya diterapkan prinsip-prinsip umum sebagai berikut ini:
     1.     Melandasi musyawarah dengan hati yang bersih, tidak kasar, lemah lembut, dan penuh kasih sayang.
     2.     Dalam bermusyawarah hendaknya bersikap dan berperilaku baik, seperti: tidak berperilaku keras, dengan tutur kata yang sopan, saling menghormati, dan saling menghargai, serta melakukan usaha-usaha agar hasil musyawarah itu berguna.
     3.     Para peserta musyawarah hendaknya berlapang dada, bersedia memberi maaf apabila dalam musyawarah itu terjadi perbedaan-perbedaan pendapat, dan bahkan terlontar ucapan-ucapan yang menyinggung perasaan, juga bersedia memohonkan ampun atas kesalahan para peserta musyawarah, jika memang bersalah.
     4.     Hasil musyawarah yang telah disepakati bersama hendaknya dilaksanakan dengan bertawakal kepada Allah SWT. Orang-orang yang bertawakal tentu akan berusaha sekuat tenaga, diiringi dengan doa kepada Allah Azza wajalla, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT itu menyukai orang-orang yang bertawakal.

Suatu hal yang perlu disadari bahwa musyawarah yang diterapkan dari mulai lembaga terendah yaitu keluarga, sampai dengn lembaga tertinggi, yaitu MPR, hasilnya jangan sampai menyimpang dari ajaran Allah SWT dan Rasul-nya (Al-Qur’an dan Hadis). Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya: “… Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan rasul (Hadis).” (Q.S. An-Nisa, 4: 59).

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh setiap Muslim/Muslimah, bahwa lapangan yang dimusyawarahkan terbatas pada masalah-masalah kemasyarakatan, yang tidak ada petunjuknya secara tegas dan jelas dalam Al-Qur’an dan Hadis. Misalnya usaha mengatasi kesulitan ekonomi dalam keluarga, masalah usaha mewujudkan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat, dan masalah menghilangkan kebodohan dan kemiskinan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

sumber :  - M. Quraish Shihab, Wawasan Al Qur'an,Mizan, 2003
               - http://ariansavagery.blogspot.com/2013/01/kesimpulan-dan-penjelasan-dari-surah.html


PEMBELAJARAN X MIPA 3 & X IPS 2

BERLOMBA DALAM KEBAIKAN Untuk Kamis, 26 Maret 2020 & Jum'at, 27 Maret 2020 Belajar dari rumah, minggu kedua efek "Epidemi ...