Sedangkan Amaliyah adalah segala apa
yang berhubungan dengan tata cara amal. Seperti shalat, zakat, puasa
dan seluruh hukum-hukum amaliyah. Bagian ini disebut far’iyah (cabang
agama), karena ia dibangun di atas i’tiqadiyah. Benar dan rusaknya
amaliyah tergantung dari benar dan rusaknya i’tiqadiyah.
Maka aqidah yang benar adalah fundamen
bagi bangunan agama serta merupakan syarat sahnya amal. Sebagaimana
firman Allah Subhannahu wa Ta’ala:
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (Al-Kahfi: 110)
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (Al-Kahfi: 110)
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan
kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “Jika kamu
mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi.” (Az-Zumar: 65)
“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan
keta’atan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allahlah agama yang
bersih (dari syirik).” (Az-Zumar: 2-3)
Ayat-ayat di atas dan yang senada, yang
jumlahnya banyak, menunjukkan bahwa segala amal tidak diterima jika
tidak bersih dari syirik. Karena itulah perhatian Nabi Shallallaahu
alaihi wa Salam yang pertama kali adalah pelurusan aqidah. Dan hal
pertama yang didakwahkan para rasul kepada umatnya adalah menyembah
Allah semata dan meninggalkan segala yang dituhankan selain Dia.
Sebagaimana firman Allah Subhannahu wa
Ta’ala: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu’,
…” (An-Nahl: 36)
Dan setiap rasul selalu mengucapkan pada
awal dakwahnya: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada
tuhan bagimu selainNya.” (Al-A’raf: 59, 65, 73, 85)
Pernyataan tersebut diucapkan oleh Nabi
Nuh, Hud, Shalih, Syu’aib dan seluruh rasul. Selama 13 tahun di Makkah
-sesudah bi’tsah- Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam mengajak manusia
kepada tauhid dan pelurusan aqidah, karena hal itu merupakan landasan
bangunan Islam. Para da’i dan para pelurus agama dalam setiap masa
telah mengikuti jejak para rasul dalam berdakwah. Sehingga mereka
memulai dengan dakwah kepada tauhid dan pelurusan aqidah, setelah itu
mereka mengajak kepada seluruh perintah agama yang lain.