1.
Kandungan Q.S. Al-Anfal/8:
72
Al-Qur’an surah al-Anfal/8:72 menjelaskan
tentang:
a. Kaum
Muhajirin, yaitu umat Islam yang hijrah ke Madinah baik bersama Nabi Muhammad
saw. maupun yang menyusul berhijrah. Mereka hijrah dan berjihad untuk
memperjuangkan agama Allah swt. baik di Makkah maupun di Madinah.
b. Kaum
Ansar, yaitu orang-orang Madinah yang memeluk agama Islam, beriman kepada Nabi
saw. dan mereka berjanji akan sama-sama berjuang di jalan Allah, bersedia
menanggung segala resiko dan akibat yang terjadi dari perjuangan.
c. Kaum
Muslimin yang tidak berhijrah ke Madinah. Mereka tinggal di negeri yang
dikuasai oleh kaum musyrikin baik di Mekah maupun beberapa tempat di sekitar
kota Madinah.
2. Kandungan Q.S. Al-Hujurat /49: 10
Al-Qur’an surah al-Hujurat /49: 10 menjelaskan
bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, oleh karena itu pereratlah tali persaudaraan. Rasulullah saw bersabda:
Artinya: “Dari Abi Musa ra. dia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
'Orang mukmin yang satu dengan yang lain bagai satu bangunan yang
bagian-bagiannya saling mengokohkan. (HR. Bukhari)
Dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda:
Artinya: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim
lainnya, tidak menzhalimi atau mencelakakannya. Barang siapa yang berusaha
mencukupi kebutuhan saudaranya, Allah akan mencukupi kebutuhanya.” (HR.
Bukhari)
Setiap muslim memiliki hak atas saudaranya yang
sesama muslim. Dalam hadits riwayat Bukhari dari Anas bin Malik, Rasulullah saw
bersabda, “Orang muslim itu adalah saudara orang muslim, jangan berbuat aniaya
kepadanya, jangan membuka aibnya, jangan menyerahkannya kepada musuh, dan
jangan meninggikan bagian rumah sehingga menutup udara tetangganya kecuali
dengan izinnya, jangan mengganggu tetangganya dengan asap makanan dari
periuknya kecuali jika ia memberi segayung dari kuahnya. Jangan membeli
buah-buahan untuk anak-anak, lalu dibawa keluar (diperlihatkan) kepada
anak-anak tetangganya kecuali jika mereka diberi buah-buahan itu. “Kemudian
Nabi saw bersabda, “Peliharalah (norma-norma pergaulan) tetapi (sayang) hanya
sedikit di antara kamu yang memeliharanya. “Dalam hadits shahih lain yang
dinyatakan, “Apabila seorang muslim mendo’akan saudaranya yang ghaib, maka
malaikat berkata ‘Amin’, dan semoga kamu pun mendapat seperti itu.”
3.
Kandungan Q.S. Al-Hujurat /49: 12
Al-Qur’an surah al-Hujurat /49: 12 menjelaskan bahwa
Allah Swt. melarang berprasangka buruk, yaitu menyangka
seseorang melakukan perbuatan buruk Umar bin Al Khathab ra.
pernah berkata, "Janganlah kalian berprasangka terhadap ucapan yang keluar
dari saudara mukmin kecuali dengan prasangka baik. Sedangkan engkau
sendiri mendapati adanya kemungkinan ucapan itu mengandung kebaikan."
Malik meriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulllah saw
bersabda, "Jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah sedusta-dusta
perkataan. Janganlah
kalian meneliti rahasia orang lain, mencuri dengan, bersaing yang tidak baik,
saling dengki, saling membenci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian ini
sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara." (hadis ini juga diriwayatkan
oleh Bukhari, dan Muslim, juga Abu Dawud)
Pada
surah al-Hujurat /49: 12 juga
terdapat pemberitahuan tentang larangan berghibah. Ghibah
masih diperbolehkan bila terdapat kemaslahatan yang lebih kuat, seperti
misalnya dalam Jarh (menilai cacat dalam masalah hadits), Ta'dil (menilai
baik/peninjauan kembali dalam masalah hadits), dan nasihat.
Adapun bagi orang-orang yang berghibah/menggunjing orang
lain, diwajibkan bertaubat atas kesalahannya, dan melepaskan diri darinya
(bergunjing) serta berkemauan keras untuk tidak mengulanginya lagi.
Imam Ahmad telah meriwayatkan dalam az-Zuhd, bahwa
'Umar pernah memberikan nasihat:
Artinya:“Janganlah
sekali-kali engkau menyangka dengan prasangka yang buruk terhadap sebuah
kalimat yang keluar dari (mulut) saudaramu, padahal kalimat tersebut masih bisa
engkau bawakan pada (makna) yang baik.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar