QS AL-Hujurat ayat 12 berisi larangan berprasangka buruk.
Berprasangka buruk (su’udzan) merupakan perilaku tercela yang harus
dihindari. Sebaliknya, orang beriman diperintahkan untuk berprasangka baik (husnudzan),
baik itu husnudzan kepada Allah SWT, kepada sesama manusia, maupun kepada
diri sendiri.
1) Husnudzan kepada Allah SWT
Husnudzan kepada Allah SWT artinya berprasangka baik kepada Allah SWT.
Allah SWT memiliki sifat Maha Pengasih dan Penyayang, dan mencintai hamba-Nya
yang shaleh, serta tidak membebani seseorang diluar batas kemampuannya,
sebagaimana firman-Nya :
Berdasarkan hadits diatas dapat dipahami bahwa jika kita berprasangka baik
kepada Allah SWT maka Allah SWT juga akan husnudzan kepada kita, demikian pula
sebaliknya. Perwujudanhusnudzan kepada Allah SWT adalah bersyukur atas
semua nikmat dan bersabar atas semua ujian dari Allah SWT
2) Husnudzan kepada orang lain
QS Al-Hujurat (49) ayat 12 melarang orang beriman untuk berprasangka buruk
kepada orang lain, mencari-cari kesalahan orang lain dan larangan menggunjing
orang lain. Sungguh, perbuatan tersebut adalah perbuatan dosa, bahkan Allah SWT
mengibaratkan orang yang menggunjing seperti memakan daging saudaranya yang
sudah mati. Bukankah hal ini sangat menjijikkan ?.
Dalam sebuah hadits disebutkan :
Hadits diatas menjelaskan hendaknya kita menjaga lisan
yang baik. Ucapan kita kepada orang lain terutama sesama muslim harus lemah
lembut dan tidak mengandung fitnah. Muslim sejati selalu menjaga lisannya
sebagai bentuk husnudzan kepada orang lain.
3) Husnudzan kepada diri sendiri
Seseorang yang berprasangka baik kepada diri sendiri akan memiliki
sikap percaya diri, optimis dan bekerja keras. Sebaliknya, jika seseorang
berburuk sangka kepada diri sendiri maka ia akan merasa pesimis, tidak percaya
diri, dan malas berusaha. Allah SWT melarang hamba-Nya berputus asa dari
rahmat-Nya sebagaimana QS Yusuf (12) ayat 87 berikut ini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar