Al Wakiil berasal dari
kata wakala yang artinya menyerahkan
dan mempercayakan suatu urusan kepada orang lain (mewakilkan). Dalam konteks asmaul husna, Allah al-Wakiil dapat berarti kita menyandarkan segala urusan kita kepada Allah SWT.
Dalam
kehidupan, sering kita menemukan kegagalan. Dari kegagalan ini akan lahir dua
tipe manusia. Pertama tipe orang optimis (tawakkal) yang
memasrahkan dan meyakini bahwa segala urusan apapun dalam kehidupan ini ada
yang maha mengatur. Tipe manusia kedua adalah tipe orang putus asa, orang-orang
seperti inilah yang tidak menyadari bahwa dibalik sesuatu yang kita alami, kita
lihat, kita dengar, kita rasakan ada hikmah yang harus kita ambil pelajaran
untuk menjalani masa depan.
Ada seseorang yang mengatakan hidup itu ibarat
berjalan mengendarai mobil. Kaca depan dan kaca spion merupakan dua kaca yang
sangat penting diperhatikan. Kaca depan pasti lebih besar dari kaca spion. Ini
menandakan bahwa peluang kehidupan di depan lebih besar. Kita hanya perlu
melihat ke belakang melalui kaca yang kecil untuk memastikan bahwa pergerakan
kita tidak membahayakan orang lain. Coba bayangkan bagaimana jadinya jika dalam
mengendarai mobil, kita lebih banyak memandangi kaca spion. Demikianlah
perumpamaan orang-orang yang terlalu banyak meratapi masa lalu. Dia akan
mencelakakan dan menggangu orang di sekitarnya.
Sebuah pepatah mengatakan, “Manusia hanya bisa berencana,
Tuhanlah yang menentukan”. Pepatah ini sangat tepat menggambarkan bahwa Allah
adalah al-Wakiil, yang selalu membantu untuk menyelesaikan masalah-masalah
kita. Inilah luar biasanya Allah, Dia mempercaya kita untuk menjadi wakil-Nya
mengelola alam semesta, namun jika kita menemukan masalah dalam tugas tersebut,
kita diperintahkan-Nya
untuk meminta bantuan-Nya. QS Ali Imran/3 : 173 menyebutkan:
Keimanan bahwa
Allah memiliki sifat al-wakiil akan mendorong kita untuk selalu dekat kepada-Nya. Kita
akan melakukan sesuatu tanpa terlalu memikirkan hasilnya, karena tugas kita
dalam hidup ini sebenarnya adalah bekerja, berkreasi, beraktifitas. Adapun
masalah hasilnya kita serahkan kepada Allah.
Dari asma Allah al-Wakiil
ini kemudian lahirlah konsep tawakkal. Tawakkal dalam bahasa Indonesia dapat
disamakan dengan optimis, yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik
untuk kita. Dari asma Allah al-Wakiil ini pula dapat ditemukan keindahan ajaran
Islam tentang takdir. Dalam ajaran Islam dijelaskan bahwa takdir manusia semua
telah diatur oleh Allah. Rizkinya, usianya, jodohnya dan lain-lain. Kita tidak
tahu apakah akan menjadi orang kaya atau miskin, berumur panjang atau pendek,
dapat perawan/perjaka atau kakek/nenek. Karena kita tidak tahu takdir kita,
maka wajib kita untuk berikhtiar.
Namun ingat, jika gagal, Allah adalah al-Wakiil. Dia siap membantu kita
menyelesaikan masalah kita. Menghadaplah kepadaNya kapanpun kita butuh. Dimana?
Kita dapat menemui dan berbincang/konsultasi dengan Allah di ruangan khusus yang
disebut tempat sujud. Masjid menjadi tempat konsultasi kita dengan Allah
berkaitan dengan laporan perkembangan tugas kita sebagai wakil-Nya. Kapan? Jika
kita ingin langsung diterima di ruangan-Nya, maka carilah waktu dimana manusia yang lain sedang istirahat yakni pada
saat tengah malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar