Allah memiliki sifat al-Kariim, artinya Allah Maha Mulia,
ajaranNya pun mengandung kemuliaan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mulia
dimaknai dengan tinggi (derajat, pangkat, jabatan), luhur (budi), dan bermutu
tinggi.
Kemuliaan Allah
tercermin dari sifat-Nya yang tidak pilih kasih dalam memperlakukan makhlkNya.
Dia berikan makhluk-Nya kenikmatan yang sangat sulit dihitung. Allah tidak
meminta balasan apapun dari makhluk-Nya atas segala nikmat tersebut. Sebenarnya jika kita
bersyukur (berterimakasih) terhadap nikmat yang kita peroleh dari Allah,
sebenarnya kita bersyukur terhadap diri kita sendiri.
Untuk menguji keluhuran
dan kemuliaan Allah mari kita jawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
a.
Adakah
yang mampu menciptakan
oksigen yang kita hirup secara gratis sepanjang usia kita?
b.
Adakah
yang memberikan air yang segar dan menyuburkan secara gratis selain Allah?
c.
Adakah
yang mampu memberikan sinar matahari gratis yang dapat member kehangatan,
kesehatan dan penerang bagi makhluk?
Dan masih
banyak lagi nikmat Allah yang tidak akan dapat kita hitung dan kita sebutkan
satu persatu. Semuanya GRATIS, Allah tidak meminta apapun kepada kita. Allah
hanya menawarkan kepada kita, jika kita ingin hidup bahagia, sejahtera ikutilah
aturan-Nya. Tetapi jika tidak mau,
kita dipersilahkan untuk memilihnya, dengan konsekuensi hidup sesuai pilihan
kita masing-masing.
Inilah yang
menunjukkan kemuliaan dan keluhuran Allah. Manusia sebagai wakil Allah, makhluk
kepercayaan Allah untuk memimpin kehidupan alam semesta ini tentu harus
memiliki sifat seperti yang kita wakili. Sebagai dasarnya Allah sudah tiupka
pada qalbu kita sifat dasar kemuliaan.
Sudahkah kita
sebagai wakil Allah lebih baik dari mahkluk Allah yang lain yang Allah serahkan
kepada kita pengelolaannya. Sudahkah kita melebihi matahari dalam memberi
manfaat kepada makhluk Allah yang lain?. Jika belum, maka sebenarnya kita belum
menjadi manusia. Karena manusia hakikatnya adalah khalifah. Manusia adalah
pemimpin bagi alam semesta ini.
Kemuliaan yang harus
melekat dan menjadi sifat manusia sebagai
makhluk kepercayaan Allah dimulai dari kesadaran diri bahwa kemuliaan
hanya akan didapat dengan cara memuliakan yang lain. Jadilah manusia yang
sebenarnya dengan mempelajari buku panduan pengelolaan alam semesta ini yang
dikeluarkan oleh Allah (Al-Qur’an) dan contoh manusia paripurna, Rasulullah
Muhammad SAW. Dengan mempelajari dan mengaplikasikan Al-quran dalam kehidupan
ini akan lahirlah manusia sebenarnya yang memiliki kemuliaan sesuai dengan yang
disampaikan Allah dalam QS At-Tiin/96:4 berikut :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar