Allah bersifat al-Adlu artinya yang Maha Adil. Menurut kamus
besar bahasa Indonesia ; adil adalah sama berat; tidak berat sebelah; tidak memihak. Maksud
Allah memiliki sifat adil adalah bahwa Allah adalah Dzat yang memelihara
kewajaran atas berlanjutnya eksistensi.
Di manakah letak keadilan Allah
ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa ada yang kaya dan ada yang miskin?.
Gugatan inilah yang sering muncul pada orang-orang tidak beruntung secara
finansial.
Allah memiliki
hari Akhir, waktu dan tempat manusia mempertanggungjawabkan tugas mereka
sebagai khalifah. Untuk memahami adil-Nya Allah mari kit baca ilustrasi
berikut:
Ada dua orang bawahan yang ditugaskan oleh
atasannya untuk membangun sebuah perkampungan. Sebut saja A dan B. Si A hanya
dibekali oleh atasannya pengetahuan tentang bagaimana cara membangun
perkampungan. Sementera si B dibekali oleh atasannnya fasilitas yang memadai,
diantaranya uang, mobil dan lain-lain.
Setelah masa kontraknya selesai, kedua karyawan
tersebut dipanggil oleh atasannya. Keduanya harus mempertanggungjawabkan tugas
masing-masing. Jika kita menjadi atasan si A dan si B, apakah pertanyaan yang
diajukan kepada keduanya sama? Apakah yang harus
dipertanggungjawabkan keduanya sama? Ya. Tentu akan berbeda. Si B akan mendapat
pertanyaan dan pertanggungjawaban yang berat karena dia harus
mempertanggungjawabkan penggunaan uang, mobil dan fasilitas-fasilitas lain.
Sementara si A hanya akan ditanya tentang ilmu yang dia manfaatkan.
Adilkah si atasan jika
membebani pertanggungjawaban yang sama kepada kedua bawahannya?
Demikian pula
dengan hidup kita, Allah akan meminta
pertanggungjawaban segala apapun yang Allah titipkan/bekalkan kepada kita. Kita
yang diberi keleluasaan rizki janganlah merasa bahwa itu semua hadiah, bukan! Itu adalah titipan
yang dipercayakan kepada kita untuk digunakan membangun sarana dan prasarana
umum yang digunakan oleh umat. Bersyukurlah, bahwa golongan ini dipilih oleh
Allah dengan ujian syukur. Jika
bersyukur, maka akan Allah tambahkan, namun jika ingkar terhadap tugas maka
siksa Allah sangat pedih.
Bagi
yang diberi kesempitan/kesederhanaan
rizki, jangan menggugat! Karena yakinlah kita yang diberi kesederhanaan rizki
adalah golongan yang dipilih oleh Allah dengan ujian sabar. Barang siapa yang bersabar, maka dia akan naik
derajat dan menjadi orang yang berbahagia. Bagaimana tidak berbahagia, disaat
pertanggungjawaban di akhirat, orang-orang miskin ini tidak akan banyak
pertanyaan dari Allah. Orang-orang miskin ini hanya akan mempertanggungjawabkan
umur mereka.
Itulah bukti bahwa Allah Maha Adil. Hanya ada dua jurus untuk menjalani
hidup ini. Syukur bagi yang beruntung, dan sabar
bagi yang belum beruntung. Dan ingat syukur dan sabar adalah alat uji Allah kepada
wakill-Nya. Agar Dia dapat mengukur siapakah diantara hamba-Nya yang paling
bertakwa.
Sebagai wakil-Nya, kita harus berlaku adil sebagai mana titah Allah berikut:
Artinya: “Hai orang-orang yang
beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran)
karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS
Al-Maidah/5:8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar