Adapun
substansi dakwah Rasulullah SAW di Madinah dapat dilihat
dari perubahan yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW meliputi segala segi dan
bidang kehidupan antara lain :
1)
At-Tauhid. Bangsa
Arab di zaman jahiliyah, mereka menyembah patung-patung, batu-batu berhala dan
mereka menyembelih hewan-hewan qurban dihadapan patung-patung untuk
memulyakannya. Mereka tenggelam dalam kemusyrikan dan hidupnya saling berpecah
belah, saling membunuh dan bermusuhan. Kemudian datanglah Rasulullah SAW
membawa risalah Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa tak ada Tuhan yang berhak di sembah
kecuali Allah SWT yang telah menciptakan seluruh isi alam ini. Kitab Al-Qur’an
benar-benar telah menghidupkan jiwa dan merubah kepercayaan mereka, hingga
mereka hanya menyebah satu Tuhan yaitu Allah SWT.
2)
Al-Ikha’
(persaudaraan). Persaudaraan merupakan azas yang sangat penting
dalam masyarakat Islam yang diletakkan Rasulullah SAW. Bangsa Arab yang
sebelumnya lebih menonjolkan identitas kesukuannya, setelah memilih Islam
diganti dengan identitas baru yaitu ukhuwah islamiyah. Atas dasar ini pula kaum
muhajirin dan ansor dipersaudarakan sebagaimana telah diceritakan di depan. Banyak
sekali ayat-ayat dan hadits yang menjelaskan tentang persaudaraan ini.
3)
Al-Musyawwamah (persamaan). Rasulullah
SAW dengan tegas mengajarkan seluruh manusia adalah keturunan Adam yang
diciptakan dari tanah, seorang Arab tidak lebih mulia dari seorang ajam (bukan
Arab) demikian pula sebaliknya, orang yang paling mulia adalah orang yang
paling bertaqwa kepada Allah SWT (Al-Hujurot :13). Atas dasar inilah setiap
warga masyarakat memiliki hak kemerdekaan, kebebasan (al-hurriyah). Dengan
dasar ini Rasulullah SAW menganjurkan kepada para sahabatnya untuk memerdekaan
hamba-hamba sahaya yang dimilki oleh bangsawan-bangsawan Quraiys.
4)
At-Tasamuh (toleransi). Hal
ini bisa kita lihat dalam piagam Madinah, dimana umat islam siap berdampingan
dengan kaum Yahudi atau bangsa apapun di dunia atas dasar saling menghormati
dengan pemeluk agama lain (Al-Kafirun : 6) Karena terbukti orang Yahudi telah
mengusik keyakinan umat Islam dan berusaha mencelekai Rasulullah SAW, maka satu
persatu mereka di usir dari Madinah.
5)
At-Tasyawur (musyawarah). Kendatipun
Rasulullah SAW mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dan terhormat dalam masyarakat,
acap kali beliau meminta pendapat para sahabat dalam menghadapi dan
menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan urusan-urusan dunia dan
sosial budaya. Manakala argumentasi para sahabat itu dianggap benar, tidak
jarang beliau mengikuti pendapat mereka. (lihar
Ali Imron :159, Asy-Syuro’ : 38)
6)
At-Ta’awun
(tolong menolong).
Tolong menolong sesama muslim, antara lain telah
ditujukan dalam bentuk persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Ansar, juga
saling membantu antara penduduk Madinah dengan fihak lain. (lihat Al-Maidah : 21)
7)
Al-‘Adalah
(keadilan).
Hal ini
berkaitan erat dengan hak dan kewajiban setiap individu dalam kehidupan
bermasyarakat sesuai dengan posisinya masing-masing. Di satu sisi seseorang
memperoleh haknya, sementara disisi lain ia berkewajiban memberikan hak orang
lain kepada yang berhak menerimanya. Prinsip ini berpedoman pada
surat Al-Maidah : 8 dan An-Nisa : 58.
akhirnya ketemu juga materinya. makasih udah share ilmunya. jangan lupa mampir http://undy-blog.blogspot.com
BalasHapus
BalasHapusTidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman . . . . . !!
"Kabarkanlah kepada orang-orang MUNAFIQ bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu ? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah." QS. 4. An-Nisaa' : 138-139
"Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman ? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah telah menyediakan bagi mereka AZAB yang sangat keras, sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan." (QS.58.: 14-15)
"Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang FASIQ." QS. 5. Al-Maa-idah : 80-81.
“Apakah kamu tiada memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli Kitab: "Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu". Dan Allah menyaksikan, bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. ( QS Al-Hasyr ayat 11)
Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa. Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redlai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan. Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)” (al-Qur’an Surah al-Nisa ayat 107-109)
Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya. (QS.9: 73)
Dan janganlah kamu sekali-kali mensholatkan (jenazah) seorang pun yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mereka mati dalam keadaan fasik. (QS.9 ayat 84)
Terimakasih
BalasHapusSaya izin copas 🙏🙏 buat tugas
BalasHapusTerima kasih 😊
BalasHapusBaguss👍
BalasHapusntap
BalasHapusTERIMAKSIH KARNA TELAH BERBAGI ILMU
BalasHapus